Jika karena
sekedar bondho
Aku akan
mengemis
Indonesia
tak sejahat itu pada pengemis
Jika karena
sekedar rupo
Aku akan
berdandan
Cermin tak
sejujur itu pada bayangan
Jika karena
sekedar garwo
Aku akan
merengek
Bapakku
akan carikan biarpun jelek
Jika karena
sekedar kuwoso
Aku akan
berpolitik
Mendengar
alam, membaca kalam, menulis siang-malam, menyuarakan ancam!
Biarpun
munafik!
Tapi bukan
sekedar itu, nyatane
Aku gelisah
tidak tahu menahu, sebabe
Seakan buta
melihat, matane
Mendadak
bisu bicara, lambene
Tidak sadar
tuli mendengar, kupinge
Hambar
merngecap, ilate
Polos
meraba, kulite
Aku
mendadak cacat dan di pecat dari tempat kerabat
Sudah?
Belum
Tidak
pernah bisa lagi aku menerima apa yang sedang aku terima
Menjadi
bodoh!, utekke!
Tidak
pernah bisa lagi aku merasa apa yang sedang aku rasa
Mati rasa!,
manahe!
Galau kali
ini aku tidak tahu spesifikasinya
Seakan
setiap bayangan yang difokuskan pupil mata adalah galau
Seakan
setiap phoneme yang digetarkan pita
suara adalah galau
Seakan
setiap gelombang berbagai frekuensi bunyi adalah galau
Seakan
manis dan pahit berkonspirasi yang menjadi adalah galau
Seakan
tekstur pada setiap perjamahan adalah galau
Pikiran dan
Perasaan memperebutkan tahta kegalauan!
Berebut
siapa yang paling galau sendiri karena indra bawahannya sudah tidak berfungsi!
Sebagai
manusia aku telah mati
Tak ada
lagi dari diriku ini yang bisa menyelamatkan aku sendiri,
Dari
pertanyaan bagaiamana
Sampai tak
dinyana,
Jawaban itu
dari setan yang berkata:
inilah manusia yang diproyeksikan menjadi
khalifah di bumi,
menjadi galau dengan dirinya
sendiri,
membuat aku kehilangan obligasi
karena dia sudah mati biarpun dia
belum mati
dia sudah mati sebelum seharusnya
semuanya mati
tuhan salah kali ini
:Tuhan: